Saturday, March 14, 2009

Do’a dan Dzikir

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih , Maha Penyayang

Allah melalui Firman-2-Nya dalam Al Qur’an , telah memerintahkan kepada hamba-2-Nya terutama kaum cendekiawan (Ulil albab) , agar selalu mengingat-Nya dengan merenungkan ayat-2 yang ada dalam Al Qur’an . Al Qur’an adalah wahyu Ilahi yang diturunkan kepada hamba dan utusan-Nya , Nabi Muhammad SAW, untuk diteruskan dan disosialisasikan kepada seluruh umat manusia. Al Qur’an berisi petunjuk dan bimbingan mengenai berbagai ilmu dan pengetahuan yang antara lain adalah ilmu Ketauhidan dan kewajiban menyembah kepada Allah SWT , peri kehidupan di dunia dengan sejarah serta contoh-2 kehidupan masa lalu , gambaran mengenai kehidupan akhirat (sesudah mati) , awal dan berakhirnya alam semesta , ajaran-2 moral mengenai akhlak yang mulia serta penyakit-2 hati yang harus ditinggalkan , penciptaan manusia , perjalanan ruang angkasa , makhluk-2 gaib yang berada dalam dimensi yang berbeda dengan dimensi manusia seperti malaikat , jin dan syaitan ; dan masih banyak lagi ilmu pengetahuan lainnya yang sebagian besar masih merupakan misteri yang belum bisa dipecahkan oleh akal manusia . Ilmu Tauhid mengajarkan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai Pencipta dan Pemilik kerajaan langit dan bumi (alam semesta) berikut segala yang ada didalam , diatas dan diantaranya . Merupakan kewajiban bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya , termasuk manusia, untuk mensyukurinya dengan menyembah-Nya , menjalankan perintah-Nya serta meninggalkan larangan-Nya .
Merenungkan dan mempelajari ayat-2 Al Qur’an akan menjadi sumber inspirasi bagi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang apa saja , misalnya ilmu kedokteran , ilmu hukum dan tatanegara , ilmu politik , ilmu ekonomi , ilmu hayat , ilmu teknik , ilmu fisika , dll . Karenanya Al Qur’an bagi umat Islam merupakan Kitab Suci yang menjadi sumber informasi , sumber hukum , sumber ilmu dan sumber dari segala sumber . Apapun masalahnya umat Islam akan menjadikan Al Qur’an sebagai rujukan utama . Sehingga sangat tepatlah bila Tuhan memerintahkan umat-Nya untuk merenungkan ayat2 Allah SWT. kapan saja dan dimana saja . Dalam spektrum yang lebih luas , perintah ini tidak hanya terbatas pada ayat-2 yang tertulis didalam Kitab Al Qur’an saja , tapi termasuk juga ayat-2 yang tersebar luas dialam semesta .
Merenungkan bagaimana Allah SWT. menciptakan dan menurunkan hujan misalnya , tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan merenungkan surat Al Lahab . Merenungkan penciptaan dan hancurnya alam semesta serta bagaimana Allah SWT. menyuburkan kembali tanah yang sudah mati kekeringan , sama nilainya dengan merenungkan atau mempelajari ayat-2 dalam surat-2 Ad Dukhan , Al Buruj , Al Lail , Al Qiamah dan surat-2 lainnya . Ini semua bisa dikategorikan dalam amalan mengingat Allah SWT atau yang lebih dikenal sebagai Dzikrullah . Dengan demikian maka Dzikir adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh setiap orang untuk memuja Allah SWT. baik dengan ucapan lisan maupun tindak perbuatan , ataupun berfikir tentang Allah SWT dengan segala macam ciptaan dan milik-Nya . Ber-dzikir akan membuat orang menjadi tenang , bertambah tebal keimanannya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan hatinya menjadi lembut .

“ Allah telah menurunkan pemberitahuan yang paling baik , (yaitu) Kitab (Al Qur’an) yang seragam (dalam bagian-2 nya) yang ber-ulang-2 . Gemetar karenanya kulit-2 mereka yang takut akan Tuhannya . Kemudian kulit dan hati mereka menjadi lembut karena dzikir memuji Allah . Demikianlah petunjuk Allah , di bimbing-Nya dengan (petunjuk) itu siapa yang Ia berkenan , tapi barang siapa yang dibiarkan-(Nya) sesat , tiada orang yang dapat membimbingnya .” (Az Zumar / 39:23)

Disamping kalimah Toyyibah seperti Subhanallah , Alhamdulillah , La ilaha illa-Allah dan Allahu-akbar , didalam Al Qur’an banyak sekali ayat-2 pujian terhadap Allah SWT. yang bisa kita ucapkan sebagai lafadz dzikir dan sekaligus meresapi makna yang terkandung didalamnya . Dzikir dapat dilakukan dengan berdiri , dengan duduk , atau dengan berbaring , dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja , dalam keheningan malam ataupun didalam keramaian pasar pada siang hari bolong . Makin sering dan makin banyak , akan makin baik .

Dalam masyarakat modern yang cenderung materialstis pragmatis , banyak orang yang meragukan manfaat ber-dzikir .Lebih banyak orang yang tenggelam dalam kesibukan aktivitas duniawinya , sehingga merasa tak tersisa lagi waktu untuk berdzikir . Mereka mengira bahwa semua fenomena alam dapat ditafsirkan dan dikendalikan , karenanya tidak merasakan lagi kebutuhan terhadap nilai-2 filosofis dan methafisis . Kegagalan atau keberhasilan , se-mata-2 ter gantung pada rencana dan usahanya sendiri . Untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan orang harus memiliki tekad yang besar dan berusaha mencapainya dengan segala kemampuan yang ia miliki . Kemampuan berpikir serta pengetahuan ilmiah dan teknologi yang dikuasainya akan sangat menentukan dan menuntunnya memperoleh keberhasilan yang di-cita-2-kannya . Bila ternyata gagal , itu karena kesalahannya sendiri . Demikian mereka berargumentasi . Bahkan kelompok yang lebih ekstrim menga takan bahwa sebenarnya manusialah yang paling berkuasa , dan Tuhan adalah manusia itu sendiri . Oleh karena itu mereka tidak merasakan perlunya ber-dzikir atau mengingat kepada Allah SWT .
Tentu saja paradigma tersebut bertolak belakang dengan pandangan orang yang beriman kepada Allah SWT. Orang beriman , menempatkan akal dan ratio dibawah keyakinan keber-agamaan mereka . Keyakinan terhadap kebenaran agama memiliki status yang sangat tinggi , jauh diatas kemampuan pemikiran yang rational sekalipun . Nash Al Qur’an adalah se-gala-2-nya . Ia merupakan kebenaran yang absolut meskipun berdasarkan pemikiran manusia yang normal masih terasa sebagai hal yang tampak mustakhil . Kepercayaan dalam agama Islam penuh diwarnai dengan keimanan terhadap yang gaib yang tidak terjangkau oleh akal sehat . Disini bukan ratio yang bicara , tapi sudah berada dalam alam methafisis . Salah satu bahasa dan cara pendekatan yang bisa di pakai adalah melalui ber-dzikir dan ber-do’a.Diluar ibadah-2 formal yang diwajibkan kepada umat Islam , seperti shalat , zakat , puasa dan haji ; ber-dzikir dan ber-do’a merupakan media komunikasi yang penting bagi orang beriman dalam rangka mendekatkan diri (taqarub) kepada Pencipta-Nya Yang Agung .
Nabi Muhammad SAW. adalah hamba dan utusan Allah yang sangat di muliakan , tidak perlu lagi diragukan kedekatannya dengan Khalik-nya Pencipta dan Pemilik alam semesta . Meskipun demikian beliau tidak pernah terputus (selalu) mengingat kepada Allah SWT. sepanjang waktu , siang dan malam . Hal ini diriwayatkan oleh isteri beliau Siti A’isyah r.a. dalam sebuah hadist riwayat Muslim , Abu Dawud dan Al Tirmidzi . Nabi Muhammad SAW. mengajarkan kepada umatnya dzikir dan do’a yang datang dari beliau sendiri dan yang dikutib dari Al Qur’anul Karim , agar mereka jangan sampai jauh dari Allah SWT.
Do’a disamping berfungsi sebagai dzikir mengingat kepada Allah SWT. , ia juga merupakan permohonan hamba kepada Tuhannya untuk berbagai macam keperluan . Mohon diampuni dosanya , mohon keselamatan dan kebaikan , mohon dijauhkan dari segala macam keburukan dan musibah , mohon karunia rizki dan kesehatan , mohon keimanan dan ketakwaan , mohon didekatkan terhadap sorga-Nya dan dijauhkan dari neraka-Nya , dan seribu satu macam permo honan lainnya . Tuhan berjanji bahwa Ia akan mengabulkan do’a hamba-2 Nya apabila mereka ber-do’a kepada-Nya . Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Al Tirmidzi , Abu Dawud , dan Ibnu Majah , dari Al Nu’man bin Basyir , disebutkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda :

Ad du’a-u hual ibadah , qola robbukum : “ud’uni astajib lakum .”
Do’a adalah ibadah . Tuhanmu berfirman : “ Ber-do’a-lah kepada-Ku , Aku akan mengabulkannya untukmu .”

Namun demikian tidak semua do’a dikabulkan secara instant, melainkan bervariasi sesuai dengan Kehendak Allah SWT. Ada yang dikabulkan tidak lama setelah do’a dipanjatkan , ada yang dikabulkan setelah beberapa waktu kemudian , ada yang dikabulkan setelah ber-tahun-2 , dan ada pula yang baru dikabulkan setelah orangnya meninggal dunia .
Do’a adalah suatu permohonan hamba Allah kepada Yang Maha Berkehendak , sehingga sepantasnyalah apabila do’a diajukan dengan tatacara yang santun dan penuh harapan , bukan dengan cara ber-teriak2 dan bernada memaksa . Dan do’a juga bukan jampi-2 dengan rumusan yang aneh-2 . Misalnya , apabila suatu do’a dibaca sekian puluh atau ratus kali dan di baca pada saat bulan purnama atau saat-2 tertentu , maka apa yang kita inginkan akan dikabulkan . Do’a juga bukan seperti resep masakan , apabila dibaca dengan cara tertentu , penyakit kita akan sembuh , usaha kita akan berhasil , anak kita akan lulus ujian dsb. dsb. Bukan begitu ! Do’a adalah se-mata-2 permohonan kita kepada Allah SWT. Segera dikabulkannya do’a kita tentunya sangat tergantung pada kondisi diri kita sendiri. Apakah ibadah kita sudah benar ? Apakah kita telah melaksanakan sholat , puasa , zakat , dan haji dengan baik ? Apakah hati kita sudah bersih dari segala macam penyakit hati dan syak prasangka ? Apakah kita telah menyakiti hati tetangga jauh atau tetangga dekat ? Dan daftar panjang dari “apakah-2” yang lain.
Dzikir dan ber-do’a adalah manifestasi ketakwaan hamba Allah SWT. kepada Khaliknya . Hanya orang yang banyak berdzikir dan ber-do’a , yang dijauhkan dari sifat pelupa karena setiap sa’at mereka selalu ingat kepada Allah SWT . , Tuhan seru sekalian alam , dan sebaliknya Tuhan-pun akan selalu ingat kepada mereka . Mereka juga termasuk orang yang banyak bersyukur , dan karenanya Tuhan-pun melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada mereka .

“ Shad - wal qur’ani dzi-dzikri.”
“ Shad ! Demi Al Qur’an yang mempunyai dzikir .” (Shad /38:01)
“ Wa laqod yassarnal-qur’ani lidz-dzikri fahal min muddakir .”
“ Dan sungguh Kami telah memudahkan Al Qur’an untuk dzikir (mengingat) , tetapi adakah orang yang berdzikir (mengingat) ? (Al Qomar /54:17,22,32,40)
“ Fa dzakkir bil qur’ani man yakhofu wa’id .”
“ Maka dzikirlah (ingatkanlah) dengan Al Qur’an orang yang takut akan ancaman-Ku .”
(Qaf / 50:45)
“ Fadz-kuruni adz-kurkum .”
“ Ingatlah kalian kepada-Ku sehingga Aku ingat kepada kalian . “ (Al Baqarah / 02:152)
“ Ya ayyuhal-ladzina amanudz-kuru-Allaha dzikran katsiran .”
“Wahai orang-2 beriman ! Dzikirlah (ingatlah) kepada Allah dengan dzikir(ingat) yang banyak !
(Al Ahzab/33:41)
“ Wadzkur robbaka fi nafsika tadhorru’an wa khifatan wa dunal-jahri minal-qawli bil ghuduw wi wal a-sholi wala takum-minal-ghofilin .”
“ Dzikirlah kepada Tuhanmu dengan penuh harap , dengan suara lembut dan tidak keras di pagi dan sore hari , dan janganlah termasuk orang yang lalai .” (Al A’raf / 07:205)
“ Fadz-kuruni adzkurkum wasy-kuruli wa la tak furun .”
“ Ingatlah kepada-Ku , maka Aku akan ingat kepada kalian . Bersyukurlah kepada-Ku , dan jangan kufur !” (Al Baqarah / 02:152)
“ Al-ladzina amanu wa tathma-innu qulubuhum bi dzikrillahi , ala bi dzikrillahi tathma-innul qulub .”
“ Orang-2 yang beriman,hati mereka tenang dengan dzikir kepada Allah.Ketahuilah dengan dzikir kepada Allah hati akan menjadi tenang .”(Ar Ra’d /13:29)
“ Wa man-ya’syu ‘an dzikrir-rokhmani nuqoy yidh lahu syaitonan fahua lahu qorin .”
“ Kepada orang yang berpaling dari mengingat (Allah) Yang Maha Pengasih , Kami ikatkan syaitan sebagai pendampingnya . “ (Az Zukhruf /43:36)

Ber-dziikir dan berdo’a termasuk amalan ibadah untuk mendekatkan hamba Allah kepada Khalik (Pencipta)-nya . Dalam koridor keimanan dan ketakwaan , ia menempati status yang sangat tinggi , diluar ibadah utama yang memang telah di wajibkan kepada seluruh umat Islam . Dan sebagaimana amalan-2 shalih lainnya , nilainya akan menjadi lebih tinggi lagi apabila amalan-2 tersebut tidak ditampakkan secara terbuka dan dilakukannya secara diam-2 tersembunyi .
Menampakkan amal secara terbuka memang tidak dilarang sepanjang tidak diikuti tujuan-2 riya’ atau ujub , tapi melaksanakannya secara sembunyi-2 mempunyai nilai yang lebih tinggi . Dalam surat Al Baqarah ayat 274 disebutkan :

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan , maka mereka mendapat pahala di sisi Rabb-nya . Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati .”

Namun demikian pada ayat sebelumnya yakni surat Al Baqarah ayat 271,diterangkan bahwa menyembunyikan amal itu lebih baik dan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-2 hamba-Nya yang menyembunyikan amalannya .
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud , At Tirmidzi dan An Nasa’y yang berderajat shahih , dikatakan bahwa Rosulullah SAW. pernah bersabda :

“Orang yang menyaringkan bacaan Al Qur’an seperti orang yang menampakkan shodaqoh , dan orang yang menyembunyikan bacaan Al Qur’an seperti orang yang menyembunyikan shodaqoh .”

Atas Firman Allah yang berbunyi : “…..maka menyembunyikan itu lebih baik bagi kalian ..” , Ibnu Katsir menafsirkan bahwa disini terkandung dalil bahwa menyembunyikan shodaqoh (amal) lebih baik dari menampakkannya , karena hal itu lebih jauh dari riya’ , Kecuali apabila menampakkannya akan mendatangkan kemaslahatan yang lebih besar , misalnya agar orang-orang mengikuti jejaknya , sehingga menampakkannya akan lebih baik daripada menyembunyikannya . Seorang yang berpenampilan necis , bersih dan rapih , tapi memiliki hati yang tawadhu’ kepada Allah SWT dan jiwa yang bersih penuh dengan kepedulian sosial terhadap sesama , akan jauh lebih baik dari pada orang yang berpenampilan sangat sederhana cenderung lusuh , justru untuk menunjukkan bahwa dia orang yang sangat tawakal dan menjauhkan diri dari keduniawiaan , namun dibalik itu mempunyai hati yang culas , egois , dan tidak peduli terhadap sesama . Tidak jarang sifat riya’ dibungkus dalam kedok keshalihan palsu yang menyesatkan . Seorang yang perilakunya tampak sangat islami dan bicaranya sangat sopan teratur penuh dengan dalil-2 , fatwa dan nasihat , ternyata mempunyai tujuan-2 pribadi untuk meraih posisi yang terhormat didalam masyarakatnya . Kita tidak akan pernah tahu , bahkan Malaikat-pun tidak mempunyai kemampuan untuk mendeteksi isi hati orang . Hanya Allah SWT. Yang Maha Tahu . Karenanya , kita harus ber-hati-2 dalam ber-amal . Jangan terbetik sekecil apapun dalam hati kita untuk riya’, karena itu akan menghancur leburkan pahala-2 amalan yang telah kita lakukan . Demikian pula dalam ber-dzikir dan ber-do’a , akan lebih baik apabila kita lakukan hal itu secara diam-2 dalam keheningan hati yang pasrah , tanpa seorangpun yang mengetahuinya . Biarlah itu menjadi urusan kita sendiri dengan Tuhan Yang Maha Mengetahui , Maha Bijaksana . Insya-Allah , kita akan memperoleh ridho dan karunia-Nya . Amin Ya Robbal Alamin .

Apabila ada salah-salah kate atau tulisan yang kurang berkenan di hati , kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya . Wa billahit-taufik wal hidayah , was-salamualaikum warokhmat-Allahi wa barokatuh .

No comments:

Post a Comment

al buruj

al buruj