Thursday, March 26, 2009

AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih maha Penyayang

BALDATUN TOYYIBATUN WA ROBBUN GHOFUR

Masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang terjaga harmonisasi kehidupannya dalam suatu komunitas yang ramah , aman , adil dan sejahtera karena “ulamanya” memberi nasihat dengan ikhlas dan jujur , dan “penguasanya” dengan ikhlas pula menerima nasihat tersebut serta dengan jujur dan tawadhu’ melaksanakannya . Tanpa pandang bulu menerapkan perintah dan larangan Allah SWT , dan memberlakukannya kepada seluruh rakyatnya . Dengan demikian , Insya’Allah disiplin umat akan tegak dan seluruh anggota masyarakat akan merasakan keamanan atas hak , harta , dan kehormatannya . Itulah cita-2 luhur baldatun toyyibatun wa rabbun ghofur , dalam ajaran Islam . Pemerintahannya bersih , adil , dan berwibawa , ulamanya (temasuk para cendikiawan) jujur dan ikhlas berbakti pada negara , dan rakyatnya disiplin , patuh dan loyal terhadap pemerintahan yang sah . Suatu masyarakat yang adil , makmur , sejahtera , selaras dan seimbang .
Sayang sekali dalam kenyataan , yang sering kita temui adalah kebalikannya . Ulamanya lacur , penguasanya korup serta dhalim , dan rakyatnya ingkar dan bobrok moralnya . Suatu kenyataan yang amat pahit dan sangat memprihatinkan . Seorang penyair mengungkapkan kesedihannya dalam satu sya’ir yang berbunyi :

“ Kemanapun kau toleh Islam di suatu negeri , akan kau dapati Islam bak burung terpotong sayapnya . “

Keadaan tersebut sungguh sangat memilukan dan berdampak negative pada jiwa orang Islam . Mereka kehilangan kepercayaan kepada setiap ucapan , dan bahkan seringkali kepada orang yang mengucapkannya . Hal itu menumbuhkan sikap acuh tak acuh di kalangan pemuda . Dan tentu saja ini merupakan sikap yang sangat berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara , karena bisa menimbulkan keengganan mereka untuk berpartisipasi dalam menciptakan masa depan bangsa dan negaranya , serta hilangnya kepekaan mereka terhadap persoalan umat .
Setiap bangsa punya norma-2 tentang kewajiban dan larangan . Demikian pula setiap individu memiliki ukuran-2 tertentu mengenai apa yang menjadi keharusan dan apa yang tidak boleh dilakukan , baik terhadap dirinya sendiri maupun yang berkaitan dengan orang lain . Suatu umat tidak akan bisa diatur tanpa adanya norma-2 yang mewajibkan dan melarangnya . Allah SWT memerintahkan orang-2 yang beriman , sebagaimana yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul-Nya , sepert dalam firman-2-Nya sbb.

“Hai orang-2 yang beriman ! makanlah yang baik-2 dari rezeki yang telah kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah .“ (Al Baqarah/02:172)

“Hendaklah ada diantaramu suatu ummat yang mengajak kepada kebaikan,menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat munkar.” (Ali imran/03:104)

“Hendaklah kamu menjadi ummat terbaik ditampilkan di tengah-2 manusia , menyuruh kepada kebaikan dan melarang kemungkaran.“(Ali Imran/03:110)

“Hai para Rasul ! makanlah yang baik-2 dan beramal shalih-lah .“ (Al Mukminun / 23:51)

Demikian juga dalam Hadist shahih , dikatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :

“Barang siapa diantaramu melihat kemungkaran , hendaklah ia merobahnya dengan tangan (kekuasaan) , jika tidak mampu , dengan lisan , dan jika tidak mampu , dengan hatinya , dan inilah iman yang paling lemah .“ (Al Hadist)

“Hendaknya kamu melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar , atau Allah akan bertindak keras terha dapmu lantaran dosa-2-mu , lalu kamu berdo’a dan Dia tidak mau mengabulkan (do’a)-mu itu lagi .“ (Al Hadist)

Bagi orang Islam , amar-ma’ruf dan nahi-munkar adalah wajib kifayah , artinya apabila tidak seorang-pun yang mengajak kepada kebaikan dan melarang kepada kemungkaran , maka berdosalah seluruh umat Islam . Apabila seorang muslim telah memenuhi kewajibannya ber-amar- ma’ruf nahi-mungkar baik dengan tangan maupun dengan lisan , maka ia dan seluruh umat Islam tidak terpengaruh lagi oleh kesesatan orang lain . Pernah Ibnu Mas’ud RA bertanya kepada Rasuluillah SAW ,“ Siapa yang disebut orang mati yang masih hidup itu ? “ Rasulullah SAW menjawab :
“Orang yang tidak tahu lagi apa yang ma’ruf (kebaikan) , dan tidak pula memungkiri kemunkaran ! “

MENGHINDARKAN KERUSAKAN YANG LEBIH BESAR

“Hai orang-2 yang beriman! Jagalah dirimu.Orang-2 yang sesat tidak akan dapat memudharatkan kamu apabila kamu telah mendapat petunjuk .“(Al Maidah / 05:105)

Dalam amar-ma’ruf dan nahi-mungkar ada dua golongan manusia yang keliru menerapkannya . Golongan pertama adalah orang yang menta’wilkan secara salah surat Al Maidah /05:105 tersebut diatas . Yakni tidak melarang atau memungkiri kemungkaran karena menganggap bahwa hal itu toch tidak akan membawa kemudharatan baginya . Abu Bakar Shiddiq Ra mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Sesungguhnya jika manusia melihat kemungkaran dan tidak merubahnya , dikhawatirkan semua manusia akan terkena siksa Allah karenanya . “
Golongan kedua adalah orang yang melakukan amar-ma’ruf dan nahi-mungkar dengan tangan atau lisannya secara memaksa , membabi-buta , tanpa peduli permasalahannya , tanpa sopan santun , tanpa kesabaran , tanpa memperhatikan apa yang berguna dan apa yang tidak , serta tanpa memperhatikan apa yang dia mampu dan apa yang tidak . Termasuk dalam golongan ini adalah orang-2 Khawarij , Mu’tazilah , Rafidhah , dan lain-2 yang keliru dalam melaksanakan amar-ma’ruf dan nahi-mungkar . Kerusakan yang ditimbulkannya jauh lebih besar dari kemaslahatan yang bisa diperolehnya . Rasulullah SAW memerintahkan , agar bersabar terhadap para imam yang jahat dan melarang memerangi mereka selagi mereka masih menegakkan shalat , dan kemudian beliau bersabda :
“ Tunaikan hak mereka kepada mereka dan mintalah hak-hak kamu kepada Allah . “
Sementara kaum Mu’tazilah berpendapat bahwa memerangi imam yang jahat merupakan salah satu prinsip mereka .
Amar-ma’ruf nahi-mungkar merupakan amalan untuk memperoleh kemaslahatan dan menolak kemudharatan atau kerusakan . Idealnya adalah memperoleh se-besar-2-nya kemaslahatan serta menolak se-banyak-2-nya kemudharatan. Namun di dalam praktek tidak selalu bisa seperti itu . Kadang kemaslahatan yang diperolehnya besar dan kadang-2 sangat kecil . Demikian juga dengan kerusakan yang ditimbulkannya , kadang-2 bisa diminimalisir tapi ada kalanya justru semakin membesar . Karenanya dalam ber-amar-ma’ruf nahi-munkar kita harus menakar essensinya. Fokusnya bukan pada kemaslahatan yang bisa diperoleh , melainkan lebih dititik beratkan pada kerusakan yang bisa ditimbulkannya . Apabila kerusakan yang ditimbulkan lebih besar dari kemaslahatan yang bisa diperoleh , amalan ini malahan bisa menjadi haram hukumnya . Jika amar-ma’mur membawa ekses kemungkaran yang lebih kecil ia boleh dilakukan , tapi apabila nahi-mungkar mengakibatkan hilangnya kebaikan yang lebih besar , maka ia tidak boleh dilakukan . Jadi dalam melakukan amar-ma’ruif nahi-mungkar , kita harus berpikir secara mendalam apa akibat yang bisa timbul dari tindakan kita tersebut. Yang mutlak harus dihindarkan adalah terjadinya kerusakan yang lebih besar dari pada kemaslahatan yang mungkin bisa diperoleh .
Pada sa’at Abdullah bin Ubay bin Salul (tokoh munafiq) membuat keonaran dengan memfitnah keluarga Nabi , Rasulullah SAW mendiamkannya dan tidak mengambil langkah repressif untuk menghukumnya . Rasulullah SAW mengetahui Abdullah bin Ubay bin Salul mempunyai banyak pendukung . Apabila Nabi SAW membasmi kemungkaran tersebut dengan menghukum Abdullah bin Ubay bin Salul , maka dikhawatirkan akan berakibat hilangnya kema’rufan yang lebih besar karena kemarahan para pendukungnya dan larinya sejumlah orang apabila mereka tahu Rasulullah SAW menghukum/ membunuh sahabatnya . Oleh karena itu , pada waktu beliau berkhotbah dihadapan orang banyak ketika timbulnya fitnah besar terhadap keluarganya tersebut , beliau justru minta ma’af dengan cara yang sangat baik , karena fitnah terhadap keluarga beliau tersebut telah menyusahkan banyak orang . Sehingga Sa’ad bin Muadz salah seorang sahabat Nabi yang terkemuka berkomentar ,“ Sa’ad bin Ubadah yang percaya dan membenarkan fitnah tersebut-pun melindungi beliau . Sehingga kabilahnya yang tadinya bangkit mau membuat perlawanan terhadap Rasulullah SAW akhirnya bisa ditenangkan dan kembali ke dalam barisan pendukung Rasulullah SAW.“

CINTA DAN BENCI KARENA ALLAH SWT

Pada hakekatnya , kecintaan dan keinginan manusia pada yang ma’ruf serta kebencian dan keengganannya terhadap yang munkar adalah se-mata-2 didasarkan pada rasa cinta dan benci karena Allah SWT . Kecintaan dan kebencian itupun dilakukan sesuai dengan kemampuan masing-2 , tidak harus memaksakan diri diluar batas kemampuannya . Karena Allah tidak akan membebani hamba-Nya menanggung beban yang tak sanggup ia memikulnya

“Laa yukallifullaha nafsan illa wus’aha , laha ma kasabat wa alaiha maktasabat ,”(Allah tiada membebani seseorang , kecuali menurut kemampuan nya , Ia mendapat (pahala) dari (kebaikan) yang dilakukannya , dan mendapat (azab) dari (kejahatan) yang dilakukannya .) (Al Baqarah / 02:286)

Kecintaan dan kebencian yang disebabkan karena keinginan dirinya sendiri , bukan karena Allah SWT , lebih dekat pada panggilan nafsu . Apabila orang mengikuti kecintaan dan kebencian semacam itu , maka berarti ia mengikuti hawa nafsunya . Orang yang menyenangi seseorang yang suka beramal shalih adalah cinta kepada yang ma’ruf karena Allah SWT. Tapi orang yang senang melihat seseorang berbuat kemaksiatan adalah cinta karena panggilan nafsu syaitan . Demikian juga , orang yang benci melihat kemungkaran dilakukan orang adalah benci kepada yang mungkar karena Allah SWT . Sementara orang yang membenci seseorang yang suka beramal shalih dan memberi bantuan kepada orang lain adalah benci yang didasarkan nafsu syaitani .

“Tapi jika tiada mereka menerima (tantanganmu) , ketahuilah bahwa mereka hanya mengikuti hawa nafsunya.Dan siapakah yang lebih jauh tersesat dari orang yang mengikuti nafsunya sendiri, dengan tiada mendapat petunjuk dari Allah ? Sungguh , Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang dhalim .“ (Al Qashash / 28:50)

“Ada tiga hal yang bisa menjadi penyelamat , yaitu takut kepada Allah dalam keadaan sendirian maupun di dalam keramaian , berhemat dikala miskin maupun kaya , serta berkata benar dalam keadaan marah ataupun senang . Dan ada tiga hal yang dapat mencelakakan , yaitu kekikiran yang dipatuhi , hawa nafsu yang diikuti , dan mengagumi diri sendiri .” (Al Hadist)

Siapa yang menabur kemaksiatan akan menuai musibah bagi dirinya sendiri serta masyarakat sekitarnya . Dan siapa yang senang melakukan amal kebaikan akan dimudahkan baginya mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Segala macam musibah dan pembalasan yang tidak baik didunia ini , selalu bersumber dari kelakuan atau perbuatan tangan-2 manusia yang tidak bertang gung-jawab . Hal ini sudah banyak diperingatkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an , namun sebagian besar manusia tidak mau menggunakan pikirannya dan belajar dari pengalaman-2 orang terdahulu . Didalam Al-Qur’an banyak kisah-2 yang meriwayatkan keingkaran-2 kaum terdahulu , seperti kaumnya Nabi Nuh AS , kaum Ad , kaum Tsamud , dan kaum Fir’aun , yang akhirnya mendapatkan musibah yang sangat dahsyat dan menghancurleburkan kaum tersebut karena keingkarannya . Dimasa lalu tampaknya Allah SWT selalu mendatangkan musibah atau pembalasan berupa bencana secara instant (seketika/langsung) , bagi kaum-2 yang ingkar terhadap Rasul-2-Nya dan menolak ajaran-2-nya meskipun sudah ber-kali-2 diperingatkan . Pada zaman sekarang , hukuman-2 seperti itu tidak lagi tampak significant , tidak terasa sebagai musibah yang langsung terkait dengan keingkaran suatu kaum atau bangsa . Sejak Nabi Muhammad SAW meninggal , tidak ada lagi Rasul yang baru , karena beliau adalah Rasul terakhir yang diutus Allah SWT untuk membawa risalah agama tauhid (Islam) secara universal bagi seluruh umat manusia dibelahan dunia manapun mereka berada . Tidak berarti , dengan demikian tidak ada lagi musibah sebagai hukuman Allah SWT pada akhir zaman ini . Justru musibah-2 yang datang , makin banyak dan silih-berganti . Hanya saja musibah-2 tersebut lebih terasa sebagai akibat dari human error atau kesalahan-2 manusia yang tidak bertanggung- jawab , yang tidak mau menggunakan akal sehatnya . Perang dunia pertama dan kedua misalnya , merupakan musibah dan bencana yang luar biasa besarnya bagi umat manusia yang kedahsyatannya dan kerusakan yang ditimbulkannya , tidak ada bandingannya di masa lalu . Bencana banjir , gempa bumi , angin topan , kebakaran hutan , gunung meletus dan bencana-2 lain banyak terjadi di mana-2 . Berbagai macam penyakit yang aneh-2 yang tidak dikenal manusia di masa lalu , berjangkit di-mana-2 , seperti Cancer , Aids , Sars , Madcow , Flu burung , Demam berdarah , dll .
Semua itu , sebagian besar karena kelakuan manusia sendiri yang melakukan penyimpangan-2 terhadap sunatullah .
Manusia mengabaikan eco-system , sehingga mengakibatkan terjadinya ketimpangan-2 dan ketidak-serasian lingkungan , sebagai pemicu timbulnya bencana banjir , kebakaran hutan , gempa bumi dan segala akibat turutannya . Kebiasaan merokok sangat sulit dihentikan meskipun dalam setiap bungkusnya sudah dicantumkan peringatan keras bahwa merokok bisa menimbulkan kanker , kemandulan , dll , tapi orang tidak menggubrisnya . Peringatan-2 tersebut hanyalah basbisbus (basa basi busuk) . Apabila kemudian diketahui banyaknya heavy smoker yang terkena penyakit kanker , menteri kesehatan hanya akan berkomentar enteng-2 saja ,“ Habis mereka nekad merokok sih ! Kan sudah diperingatkan bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan . “
Tidak ada satu pemerintahanpun yang melarang produksi rokok , karena dari segi perpajakan (cukai) sangat menguntungkan . Sebagaimana halnya tidak ada larangan memproduksi minuman keras , meskipun menimbulkan banyak kemudharatan bagi pecandunya , karena , ya itu tadi , menguntungkan pemerintah dari pemasukan cukai/pajaknya . Demikian juga dengan kenekadan manusia mengejar sensasi dalam melakukan penyimpangan-2 dalam hubungan sex bebas , telah menuai kutukan Allah SWT dalam bentuk penyakit HIV-AIDS yang sangat mematikan . Toh orang tidak jera karenanya dan tetap bertahan dengan keingkarannya . Kemudian , karena menginginkan sapinya tumbuh dengan cepat , maka para peternak di Inggris membuat formula baru untuk makanan ternaknya , yakni dengan mencampurkan tepung tulang sapi kedalamnya . Dan ini merupakan jalan pintas yang merupakan penyimpangan terhadap sunatullah . Dan akibatnya bisa kita baca di mana-2 bahwa ratusan ribu sapi harus dimusnahkan karena mengidap penyakit sapigila (madcow) yang sangat mematikan dan sangat menular terhadap manusia yang memakan dagingnya .

“Musibah yang menimpamu adalah karena perbuatan tanganmu . Dia mema’afkan banyak hal .”(Asy Syura / 42:30)

“Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri , sesungguhnya manusia itu amat ingkar .” (Asy syura/42:48)

Demikianlah sifat manusia yang banyak ulah tingkahnya , sangat ingkar , banyak melakukan pelanggaran dan penyimpanganterhadap ketetapan Allah SWT (sunatullah) . Apabila kemudian terjadi berbagai musibah dan bencana , suka mencari kambing hitam apa dan siapa yang menjadi penyebabnya , meskipun sebenarnya hal itu merupakan hasil perbuatan dan kebodohan mereka sendiri .
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu ber-amar-ma’ruf nahi- mungkar , karena Islam menginginkan terbentuknya suatu masyarakat madani didalam naungan pemerintahan yang adil , serta lindungan rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Insya’Allah , dengan begitu akan dapat dibangun suatu pemerintahan dan masyarakat yang bisa hidup aman , tentram , makmur dan sejahtera dunia akhirat (Baldatun Toyyibatun wa Robbun Ghofur) , sesuai dengan cita-2 umat manusia pada umumnya . Dengan demikian jelas bahwa kehadiran Islam dibumi Allah ini , merupakan rahmat bagi seluruh umat manusia dan seluruh alam semesta .

TIDAK BER-LEBIH-2-AN

Apabila kita jalan di ibu kota , sepanjang jalan yang kita lalui banyak terlihat papan-2 iklan , baliho-2 besar , spanduk-2 , dan tempelan-2 di tembok , tiang listrik , atau bahkan batang pohon pelindung jalan , berberbagai macam iklan . Di mass media elektronik , layar kaca , radio , maupun media cetak , banyak kita dengar dan saksikan berbagai penawaran yang sangat menggelitik mengenai ber-macam-2 produk busana dan assesories , real estate dan apartement , furniture dan fixture , hotel dan amusement center , restaurant dan cafĂ© , otomotive dan electronik , serta berbagai macam barang serta fasilitas yang semuanya menawarkan kenikmatan dan kemewahan hidup. Dunia semakin maju dan semakin global . Apa yang dulu hanya bisa kita peroleh di New York , Paris , London , Roma , ataupun Amsterdam , sa’at ini bukan merupakan hal langka lagi di Jakarta , Surabaya , Medan , Makassar dan kota-2 besar lainnya di Indonesia . Busana kreasi Channel , Dior , Yves Saint Laurent , Versace , Hugo Boss , serta perancang-2 busana dunia yang lain , sa’at ini dapat kita temukan dengan mudah di berbagai mall dan plaza di Jakarta . Mobil-2 langka seperti Roll royse , Ferrari , Bentley , Porche dan lain-2 , sering kita lihat ikut terjebak dalam kemacetan di jalan-2 di Jakarta . Hedonisme mewabah , dan di mana-2 orang mengejar kemewahan serta kenikmatan hidup tanpa batas . Untuk itu , tak segan-2 orang melakukan kolusi , manipulasi dan korupsi , menurutkan hati tidak ingat mati . Namun di pinggiran-2 kota metropolitan dunia , tidak sedikit orang yang masih berkutat dalam kemiskinannya . Banyak yang masih harus jungkir balik untuk menenangkan cacing-2 didalam perutnya . Banyak yang terpaksa harus mencuri , mencopet , menipu , merampok dan bahkan melacur , untuk bisa memperoleh sesuap nasi , menopang kelangsungan hidupnya dan keluarganya . Tak terpikirkan lagi mana yang halal mana yang haram , mana yang legal mana illegal , mana yang baik mana yang buruk . Semuanya akan terasa sama saja , karena orang toh harus hidup . Orang menjadi tidak peduli lagi pada hukum dan segala macam peraturan , apalagi ketentuan dalam agama .
Dalam suatu pemerintahan sekuler dimana kehidupan duniawi lebih dipentingkan daripada kehidupan ukhrowi , pola hidup masyarakatnya akan tampak sangat individualistis materialistis . Semua diukur dengan harta dan kekuasaan . Hedonisme merambah ke hampir semua aspek kehidupan . Golongan yang kaya hidup serba hura-hura dan berlebih-lebihan . Tidak peduli kalau dibelakang istananya banyak keluarga miskin yang sedang menangis kelaparan . Golongan yang miskin , karena merasa tidak ada pihak yang memperhatikan nasibnya , akhirnya secara ekstrim mengambil jalan pintas , mencuri , merampas serta merampok . Tidak peduli lagi terhadap rambu-rambu hukum dan peraturan yang ada . Jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin , begitu curamnya , sehingga hampir-hampir tak tampak lagi landasan yang bisa digunakan untuk menghubungkannya . Masyarakat model begini , akan sangat rawan terhadap gangguan ketertiban dan keamanan , rentan terhadap gangguan terhadap kestabilan ekonomi dan politik , serta gampang didera oleh tindakan–2 makar dari sebagian anggota masyarakatnya yang tidak puas terhadap pemerintahnya yang korup

“Ketahuilah bahwa kekayaanmu dan anak-anakmu hanyalah ujian (bagimu) .Dan bahwa Allah , pada-Nya-lah pahala yang besar .“(Al Anfal/08:28)

“Mereka berkata ,“ Kami lebih banyak punya kekayaan dan putera-putera , dan kami tiada akan diazab .“# Katakanlah ,“Sungguh , Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Ia berkenan , dan menyempitkan (nya) . Tapi kebanyakan manusia tidak tahu .” (Saba’/34:35-36)

“Bermegah-2 karena banyak harta dan pengikut , menjadikan kamu lalai , # Sampai kamu masuk kuburan .”(At Takatsur/102:01-02)

“Celakalah setiap penyebar fitnah dan pengumpay , # Yang mengumpulkan kekayaan dan menghitung-hitungnya , # Yang mengira kekayaannya mengekalkannya .” (Al Humazah/104:01-03)

MENGENTASKAN KEMISKINAN

Kemiskinan dan kelaparan , mendekatkan orang pada kekufuran , karena ia cenderung akan membutakan orang dari cahaya kebenaran Ilahi . Khalifah Ali bin Abi Thalib RA. pernah berkata :
“ Apabila kemiskinan adalah makhluk hidup , ia akan kubunuh ! “
Kalimat ini haruslah kita tafsirkan dalam perspektif yang lebih operasional , yakni bahwa kemiskinan itu sangat berbahaya dan harus di berantas . Bagaimana caranya mengatasi kemiskinan ? Melalui Al Qur’an , Allah SWT menawarkan konsep harmonisasi dalam hidup bermasya rakat . Kepada orang-2 yang memperoleh karunia lebih banyak dari yang lain , diperintahkan untuk tidak ber-mewah-2-an dengan hartanya . Tidak ber-lebih-2-an dalam menjalani kehidupannya di dunia . Disamping itu diperintahkan pula untuk menyisihkan sebagian dari karunia Tuhan yang diperolehnya , untuk membantu orang-2 yang membutuhkannya , yakni fakir miskin , orang-2 yang kehabisan uang dalam perjalanan , orang yang dibelit hutang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya , orang yang berjuang di jalan Allah , muallaf yang perlu dibujuk hatinya , dan amil zakat . Hiduplah ala kadarnya , sebatas kebutuhannya . Orang Jawa bilang “ sak madyo “ atau “ semlirih “ , tidak ber-lebih-2-an .
Dengan konsep kesederhanaan hidup seperti itu , akan dapat dihindari timbulnya kecemburuan sosial dan terjadinya jurang-2 pemisah yang sangat dalam antara yang kaya dan yang miskin . Potensi zakat sangat dapat diandalkan sebagai prasarana pengentasan kemiskinan . Melalui program ini akan dapat dihimpun dana yang sangat besar untuk menunjang program–2 kepedulian sosial . Dan diharapkan hal ini bisa menjembatani hubungan silaturakhmi antara kelompok-2 dalam masyarakat . Kelompok masyarakat yang kurang beruntung , akan merasakan rahmat dengan adanya program tersebut , dan terhindar dari timbulnya rasa iri dan dengki serta tumbuhnya kebencian terhadap kelompok masyarakat berada yang lebih beruntung nasibnya. Dimensi sosial dari ibadah zakat apabila dikelola secara ikhlas dan professional , akan mempunyai spektrum kesetiakawanan sosial yang sangat luas . Mungkin itu yang dimaksud oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. bagaimana caranya membunuh kemiskinan , bukan justru membunuh orang-2 miskin .
Sementara untuk orang-2 yang tingkat perekonomiannya masih dibawah rata-2 , Allah SWT. Mengajar kan untuk bersabar dan bertawakal atas ketetapan Tuhannya . Allah SWT. menjanjikan , bagi umatnya yang sabar dan tawakal , akan memberikan balasan yang lebih baik . Dan balasan yang paling baik disisi Allah SWT. tak lain adalah kehidupan di akhirat , hidup abadi di dalam sorga-Nya . Disamping itu Tuhanpun mengajarkan agar orang jangan mudah berputus asa terhadap rahmat-Nya . Janganlah berhenti untuk tetap berusaha memperbaiki nasibnya , karena Allah SWT. hanya akan merobah nasib suatu kaum apabila kaum tersebut berusaha untuk merobah keberuntungannya sendiri .
Suatu Masyarakat yang hidup secara harmonis , selaras dan seimbang ,akan lebih dapat dirasakan sebagi rahmat bagi semuanya , dibandingkan masyarakat sekuler yang individualistis materialistis , yang berprinsip “ lu - lu , gue - gue “ . Tidak peka terhadap lingkungan dan tipis kepeduliannya terhadap sesama . Masyarakat yang menjunjung tinggi prinsip-2 Keislaman , akan tercermin dalam kesetiakawanan sosial yang harmonis . Yang kaya tidak sombong , tidak memamerkan kekayaan dan kemewahan hidupnya ; dan yang miskin akan mengadopsi sifat sabar dan tawakal serta menjauhkan diri dari sifat dengki dan benci . Yang kaya menyisihkan sebagian karunia Allah SWT. yang diberikan kepadanya , untuk membantu saudara-2-nya yang kurang beruntung nasibnya . Sementara yang miskin tidak menuntut secara memaksa apa yang sebenarnya menjadi haknya dan tetap mensyukuri apa saja yang diberikan oleh saudara-2-nya yang kondisi ekonominya lebih baik . Itulah konsep masyarakat madani yang ditawarkan Islam . Apabila hal tersebut bisa diwujudkan secara konsekwen dan berkesinambungan , insya-Allah kehadiran umat Islam akan menjadi rahmat bagai semua orang dimanapun mereka berada .

“Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat . Rukuklah bersama orang yang rukuk .“ (Al Baqarah/02:43)

“Mohonlah pertolongan kepada (Allah) dengan kesabaran dan dengan shalat . Ini sungguh berat , kecuali bagi orang yang khusyuk .“ (Al Baqarah/02:45)

“Dijadikan indah nampaknya bagi manusia kecintaan kepada apa yang diinginkan : wanita-2 , putera-2 , emas dan perak yang ber-tumpuk-2 , dan kuda-2 yang diselar tanda pilihan , binatang ternak dan tanah ladang . Itulah harta benda hidup didunia . Tapi Allah, pada-Nyalah se-indah-2 tempat kembali .” (Ali Imran/03:14)

“Sungguh orang yang tiada takut dan tiada percaya akan pertemuan dengan Kami,tapi senang dan puas dengan kehidupan di dunia , dan tiada memperhatikan ayat-2 kami , # Merekalah yang tempat tinggalnya api neraka , disebabkan apa yang mereka lakukan .” (Yunus/10: 07-08)

“Dan jangan layangkan pandangan kepada kenikmatan yang Kami berikan kepada beberapa golongan diantara mereka . Itu (hanyalah) kembang kehidupan dunia , supaya dapat Kami dengan demikian menguji mereka . Tapi rezeki Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal .” (Thaha/20: 131)

“Dan bila dikatakan kepada mereka ,“ Nafkahkan lah sebagian pemberian Allah kepadamu ,“ Orang yang kafir mengejek kepada orang yang ber iman ,“ Akankah kami beri makan orang yang Tuhan beri makan, sekiranya Ia berkenan ?“ Kamu hanya dalam dalam kesesatan yang nyata .” (Yasin /36: 47)

“Dan tawakallah kepada Yang Maha Perkasa , Yang Maha Penyayang .“ (Asy Syu’ara/26: 217)

“Dan diberi-Nya rezeki tiada terduga entah dari mana . Dan barang siapa tawakal kepada Allah , cukuplah Ia baginya . Sungguh , Allah melaksana kan keputusan-Nya . Allah telah mengadakan ketentuan bagi segala sesuatu .“ (Ath Thalaq / 65:03)

No comments:

Post a Comment

al buruj

al buruj